Rabu, 22 Juli 2015

Kritik Seni Rupa

Kritik Karya Seni Rupa

Kritik karya seni rupa perlu kita pahami agar kita dapat mengkritik suatu karya seni dengan benar. Tahukah kamu pengertian kritik karya seni rupa? Pernahkah kamu melakukannya? Kamu mungkin tidak menyadari bahwa kegiatan apresiasi dan kritik sering kamu lakukan sehari-hari. Menanggapi, mengomentari, memberi penilaian “bagus” atau “jelek”, “suka” dan “tidak suka” adalah bagian dari kegiatan kritik. Dengan memahami berbagai pengertian apresiasi dan kritik seni diharapkan kamu dapat lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan dalam artikel selanjutnya, yaitu  Pengetahuan ini tidak saja bermanfaat bagi kamu dalam pembelajaran seni di sekolah tetapi juga dalam kehidupan di luar sekolah.
Ketika kita melihat sebuah karya seni rupa, aspek apa saja yang dilihat? Mengapa kita meminati sebuah karya seni rupa tetapi kurang meminati karya yang lainnya? Mengapa sebuah karya seni rupa kita katakan “bagus” sedangkan karya yang lain kalian sebut “jelek”? mari kita amati gambar-gambar karya seni rupa berikut ini.






1.         Dapatkah kalian mengidentifikasi bahan yang digunakan pada masing-masing karya seni rupa tersebut?
2.         Dapatkah kalian mengidentifikasi teknik yang digunakan pada masing-masing karya seni rupa tersebut?
3.         Dapatkah kalian mengidentifikasi medium yang digunakan pada masing-masing karya seni rupa tersebut?
4.         Dapatkah kalian menunjukkan unsur-unsur rupa yang terdapat pada masing-masing karya seni rupa tersebut?
5.         Obyek apa saja yang terdapat pada masing-masing karya seni rupa tersebut?
6.         Bagaimanakah penataan unsur-unsur rupa pada masing- masing masing-masing karya seni rupa tersebut?
7.         Manakah karya seni rupa yang memiliki fungsi benda pakai?
8.         Manakah karya seni rupa yang paling menarik menurut kalian, bandingkanlah? Jelaskan alasan ketertarikan kalian!

Uraian tentang medium, bahan, teknik, unsur-unsur rupa dan obyek dalam karya seni rupa merupakan modal awal untuk membuat kritik berkarya seni rupa. Agar semakin mudah memahami tentang kritik karya seni rupa, bacalah konsep-konsep tentang, pengertian, jenis, dan fungsi kritik karya seni rupa di bawah ini. Selanjutnya, amatilah tulisan-tulisan kritik karya seni rupa dua dimensi yang ada berbagai media cetak maupun elektronik, kemudian nanti dapat mencobamenuliskritik karya seni rupa.

Pengertian Kritik Karya Seni Rupa
Untuk dapat memahami dan membuat kritik karya seni rupa, kita harus terlebih dahulu memahami pengertian dan kegiatan apresiasi karya seni rupa terlebih dahulu. Secara umum istilah apresiasi seni atau mengapresiasi karya seni berarti memahami sepenuhnya seluk-beluk karya seni serta menjadi sensitif (peka) terhadap segi-segi estetikanya. Apresiasi juga dapat diartikan berbagi pengalaman antara seniman (perupa) dan penikmat karya, bahkan ada yang menambahkan, menikmati karya seni itu sama artinya dengan menciptakan kembali. Dengan kata lain, kegiatan apresiasi seni atau mengapresiasi karya seni dapat diartikan sebagai upaya untuk memahami berbagai hasil seni dengan segala permasalahannya serta membuat manusia menjadi lebih peka terhadap nilai-nilai estetika yang terkandung di dalamnya. Dengan mengerti dan menyadari sepenuhnya seluk-beluk sesuatu hasil seni serta menjadi sensitif terhadap segi-segi estetiknya seesorang diharapkan mampu menikmati dan menilai karya tersebut dengan semestinya.

Ada dua fungsi dari kegiatan apresiasi seni yaitu pertama, adalah agar kita dapat meningkatkan dan memupuk kecintaan kepada karya bangsa sendiri dan sekaligus kecintaan kepada sesama manusia. Fungsi kedua bersifat lebih khusus, ada hubungannya dengan kegiatan mental kita yaitu penikmatan, penilaian, empati dan hiburan. Apresiasi seni juga besar manfaatnya bagi ketahanan budaya Indonesia. Melalui kegiatan apresiasi kesenian Indonesia, kita dapat lebih mengenal dan menghargai budaya bangsa sendiri.

Jangan kita salah paham, pengertian kritik dalam seni tidak diartikan sebagai kecaman yang menyudutkan hasil karya atau penciptanya. Hampir sama dengan apresiasi, kritik seni pada dasarnya merupakan kegiatan menanggapi karya seni. Perbedaannya hanyalah kepada fokus dari kritik seni yang lebih bertujuan untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Keterangan mengenai kelebihan dan kekurangan ini dipergunakan dalam beragam aspek, terutama sebagai bahan untuk menunjukkan kualitas dari sebuah karya. Para ahli seni umumnya beranggapan bahwa kegiatan kritik dimulai dari kebutuhan untuk memahami (apresiasi) kemudian beranjak kepada kebutuhan memperoleh kesenangan dari kegiatan memperbincangkan berbagai hal yang berkaitan dengan karya seni tersebut.

Dalam pembelajaran seni di sekolah, kegiatan apresiasi kita gunakan sebagai salah satu metode pembelajaran seni. Melalui kegiatan apresiasi, kita belajar tidak saja untuk memahami dan atau menghargai karya seni, tetapi dapat juga diimplementasikan untuk menghargai berbagai perbedaan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kepedulian kita terhadap karya seni dan warisan budaya bangsa lainnya dapat ditumbuhkan dengan pembelajaran apresiasi ini.

Sejalan dengan perkembangan pemikiran dan kebutuhan masyarakat terhadap dunia seni, kegiatan kritik lalu berkembang memenuhi berbagai fungsi sosial lainnya. Kritik karya seni tidak hanya meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi terhadap sebuah karya seni, tetapi juga dipergunakan sebagai standar untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil berkarya seni. Tanggapan dan penilaian yang disampaikan oleh seorang kritikus seni ternama sangat mempengaruhi persepsi penikmat terhadap kualitas sebuah karya seni bahkan dapat mempengaruhi penilaian ekonomis dari karya seni tersebut.

Dalam dunia pendidikan, kegiatan kritik dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam proses pembelajaran seni. Kekurangan pada sebuah karya dapat dijadikan bahan analisis untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran maupun hasil belajar kegiatan apresiasi yang tentang seni.

Kita mungkin pernah melakukan apresiasi dan kritik secara lisan. Ketika kamu diminta untuk memberikan tanggapan terhadap suatu benda, disadari atau tidak kamu telah melakukan sebagian kegiatan kritik dan apresiasi. Beberapa tahapan berikut ini dapat kamu gunakan dalam mengkritisi sebuah karya seni rupa.


A. Mendeskripsi untuk Kritik Seni Rupa
Deskripsi adalah tahapan awal dalam kritik untuk menemukan, mencatat dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Agar dapat mendeskripsikan dengan baik, kita harus mengetahui istilah-istilah teknis yang umum digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa didasari pengetahuan tersebut, niscaya kita akan kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena karya yang dilihatnya.

B. Menganalisis untuk Kritik Seni Rupa
Analisis formal merupakan tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini kita harus memahami unsur-unsur seni dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni. Perhatikan karya berikut ini, kemudian telusurilah unsur-unsur seni dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam karya tersebut.
C. Menafsirkan untuk Kritik Seni Rupa
Menafsirkan atau menginterpretasi merupakan tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan dan masalah-masalah yang dikedepankan. Penafsiran ini sifatnya sangat terbuka, dan dipengaruhi sudut pandang dan wawasan kamu. Semakin luas wawasan kamu semakin kaya interpretasi karya yang dikritisinya. Agar wawasan kamu semakin kaya maka kamu harus sebanyak-banyaknya mencari informasi dan membaca khususnya yang berkaitan dengan karya seni rupa.
Apabila tahap mendeskripsikan sampai menafsirkan ini merupakan tahapan yang juga umum digunakan dalam apresiasi karya seni, maka tahap menilai (evaluasi) merupakan tahapan yang menjadi ciri dari kritik karya seni. Evaluasi atau penilaian merupakan tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis. Perbandingan dilakukan terhadap beragam aspek yang terkait dengan karya tersebut baik aspek formal maupun aspek konteks.

Mengevalusi atau menilai secara kritis dapat kita lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1.         Membandingkan sebanyak-banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang sejenis dengan
             itu
2.         Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang dikritisi
3.         Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan “berbeda” dari yang sudah ada sebelumnya.
4.         Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi sudut pandang tertentu yang melatarbelakanginya.

Jenis Kritik Karya Seni Rupa
Kritik karya seni memiliki perbedaan tujuan dan kualitas. Karena perbedaan tersebut, maka dapat kita jumpai empat jenis kritik karya seni rupa berdasarkan pendekatannya seperti yang disampaikan oleh Feldman (1967) yaitu kritik populer (popular criticism), kritik jurnalistik (journalistic criticism), kritik keilmuan (scholarly criticism). dan kritik pendidikan (pedagogical criticism). Pemahaman terhadap keempat tipe kritik seni tersebut dapat mengantar nalar kita untuk menentukan pola pikir dalam melakukan kritik seni. Setiap tipe mempunyai ciri (kriteria), media (alat: bahasa), cara (metoda), sudut pandang, sasaran, dan materi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Keempat kritik tersebut memiliki fungsi yang menekankan pada masing-masing keperluannya.
1.         Kritik pendidikan : Kritik pendidikan bertujuan mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistik serta estetika subjek belajar seni. Jenis kritik pendidikan umumnya digunakan di lembaga- lembaga pendidikan seni terutama untuk meningkatkan kualitas karya seni yang dihasilkan peserta didiknya. Kritik jenis ini termasuk yang banyak digunakan oleh guru di sekolah umum dalam penyelenggaraan mata pelajaran pendidikan seni.
2.         Kritik keilmuan : Kritik keilmuan bersifat akademis dengan wawasan pengetahuan, kemampuan dan kepekaan kritikus yang tinggi untuk menilai/menanggapi sebuah karya seni. Kritik jenis keilmuan ini umumnya disampaikan oleh seorang kritikus yang sudah teruji kepakarannya dalam bidang seni, atau kegiatan kritik yang disampaikan mengikuti kaidah-kaidah atau metodologi kritik secara akademis. Hasil tanggapan melalui kritik keilmuan ini seringkali dijadikan referansi bagi para kolektor atau kurator institusi seni seperti museum, galeri dan balai lelang.
3.         Kritik populer : Kritik seni populer ditujukan untuk konsumsi massa/umum. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis populer ini biasanya bersifat umum saja lebih kepada pengenalan atau publikasi sebuah karya. Umumnya digunakan gaya bahasa dan istilah-istilah sederhana yang mudah dipahami oleh orang awam.
4.         Kritik jurnalistik : Jenis kritik jurnalistik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan secara terbuka kepada publik melalui media massa khususnya surat kabar. Kritik jenis jurnalistik ini  biasanya sangat cepat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas dari sebuah karya seni, tertama karena hasil tanggapannya (kritiknya) disampaikan melalui media massa.

 Selain jenis kritik yang disampaikan oleh Feldman, berdasarkan titik tolak atau landasan yang digunakan, dikenal pula beberapa bentuk kritik lainnya, yaitu: kritik formalistik, kritik ekspresivistik dan instrumentalistik.

Kritik formalistik melihat kualitas karya berdasarkan konfigurasi unsur-unsur pembentukannya, prinsip penataannya, teknik, bahan dan medium yang digunakan dalam berkarya seni. Jika kritik formalistik lebih cenderung kepada penilaian aspek-aspek formalnya, maka kritik ekspresivistik lebih cenderung menilai sebuah karya berdasarkan kualitas gagasan dan perasaan yang ingin dikomunikasikan oleh perupa melalui sebuah karya seni. Kegiatan kritik ini umumnya menanggapi kesesuaian atau keterkaitan antara judul, tema, isi dan visualisasi objek-objek yang ditampyang ditampilkan dalam sebuah karya.

Jenis kritik lainnya yaitu kritik Instrumentalistik, yaitu jenis kritik seni yang cenderung menilai karya seni berdasarkan kemampuannya mencapai tujuan moral, religius, politik atau psikologi. Dalam prakteknya, penggunaan jenis kritik Instrumentalistik ini disesuaikan dengan jenis dan tujuan pembuatan karya seni rupan