Seni lukis
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari Menggambar .
1. Seni Lukis Zaman prasejarah
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.
Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.
2. Seni lukis zaman klasik
Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:
* Mistisme yaitu paham yang memberikan ajaran yang serba mistis (misal ajarannya berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman) sehingga hanya dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama sekali penganutnya.(sebagai akibat belum berkembangnya agama)
* Propaganda adalah sebuah upaya disengaja dan sistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan memengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki pelaku(sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),
Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.
3. Seni lukis zaman pertengahan
Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama pada zaman pertengahan, seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan dengan realitas.
Kebanyakan lukisan pada zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".
Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda).
4. Seni lukis zaman Renaissance
Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan dan budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang. Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa. Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.
Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah:
* Tomassi
* Donatello
* Leonardo da Vinci
* Raphael
5. Art nouveau
Revolusi Industri di Inggris telah menyebabkan mekanisasi di dalam banyak hal. Barang-barang dibuat dengan sistem produksi massal dengan ketelitian tinggi. Sebagai dampaknya, keahlian tangan seorang seniman tidak lagi begitu dihargai karena telah digantikan kehalusan buatan mesin. Sebagai jawabannya, seniman beralih ke bentuk-bentuk yang tidak mungkin dicapai oleh produksi massal (atau jika bisa, biaya pembuatannya akan menjadi sangat mahal). Lukisan, karya-karya seni rupa, dan kriya diarahkan kepada kurva-kurva halus yang kebanyakan terinspirasi dari keindahan garis-garis tumbuhan di alam.
6. Sejarah seni lukis di Indonesia
Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.
Aliran seni lukis
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari Menggambar .
Seni lukis adalah hasil curahan cita dan rasa dari subjek
pencipta dengan menggunakan media karya
yang berupa garis, bidang, warna, tekstur volume dan ruang dalam bidang
dua dimensi.
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan
dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium Lukisan bisa
berbentuk apa saja, seperti Kanvas,papan, kertas. Alat yang digunakan juga bisa
bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan Imaji tertentu kepada media yang
digunakan.1. Seni Lukis Zaman prasejarah
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.
Lukisan prasejarah
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti
dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di
Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi
datar).Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.
Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.
2. Seni lukis zaman klasik
Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:
* Mistisme yaitu paham yang memberikan ajaran yang serba mistis (misal ajarannya berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman) sehingga hanya dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama sekali penganutnya.(sebagai akibat belum berkembangnya agama)
* Propaganda adalah sebuah upaya disengaja dan sistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan memengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki pelaku(sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),
Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.
3. Seni lukis zaman pertengahan
Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama pada zaman pertengahan, seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan dengan realitas.
Kebanyakan lukisan pada zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".
Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda).
4. Seni lukis zaman Renaissance
Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan dan budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang. Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa. Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.
Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah:
* Tomassi
* Donatello
* Leonardo da Vinci
Leonardo da Vinci
Lukisan Monalisa
* Michaelangelo* Raphael
5. Art nouveau
Revolusi Industri di Inggris telah menyebabkan mekanisasi di dalam banyak hal. Barang-barang dibuat dengan sistem produksi massal dengan ketelitian tinggi. Sebagai dampaknya, keahlian tangan seorang seniman tidak lagi begitu dihargai karena telah digantikan kehalusan buatan mesin. Sebagai jawabannya, seniman beralih ke bentuk-bentuk yang tidak mungkin dicapai oleh produksi massal (atau jika bisa, biaya pembuatannya akan menjadi sangat mahal). Lukisan, karya-karya seni rupa, dan kriya diarahkan kepada kurva-kurva halus yang kebanyakan terinspirasi dari keindahan garis-garis tumbuhan di alam.
6. Sejarah seni lukis di Indonesia
Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.
Raden Saleh Syarif Bustaman
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi
komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni
mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai.
Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda.
Perjalanan seni lukis Indonesia sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI
ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.
Aliran seni lukis
1. Surrealisme
Surealisme adalah suatu aliran seni yang menunjukkan
kebebasan kreativitas sampai melampaui batas logika. Lukisan aliran surrealisme
ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di dalam mimpi dan
sebenarnya bentuk dari gudang fikiran bawah sadar manusia. Pelukis berusaha
untuk membebaskan fikirannya dari bentuk fikiran logis kemudian menuangkan
setiap bagian dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa
dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya. Salah satu tokoh yang
populer dalam aliran ini adalah Joan Miro, Salvador Dali darl Andre Masson. Di
Indonesia bisa disebut Sudibio; Sudiardjo dan Amang Rahman.
2. Kubisme
Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi
terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi
tertentu.Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.
3. Romantisme
Aliran romantisme berkembang di eropa pada abad ke-19. Gaya
ini ditandai oleh tema-tema fantatis, penuh khayal atau petualangan para
pahlawan purba. Salah satu tokoh Romantisme dunia adalah Eugene Decroix. Aliran
ini merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia.
Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan
keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil
sebagai latar belakang lukisan.
Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman
penjajahan Belanda dan ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi
dan galeri di zaman kolonial. tokoh terkenal dari aliran ini adalah Theobore,
Gerriwult, Raden Saleh
Lukisan berjudul
Liberty leading the people karya Eugene Decroix
4. Ekspresionisme
Adalah aliaran dalam seni rupa yang melukiskan suasana kesedihan, kekerasan, kebahagiaan,
keceriaan dengan ungkapan rupa yang emosional dan ekspresif. Ekspresionisme
bisa ditemukan di dalam karya lukisan, sastra, film, arsitektur, dan
musik. Tokoh ekspresionisme dunia adalah Vincent Van Gogh, Paul Gaugiuin,
Ernast Ludwig, Karl Schmidt, Emile Nolde, JJ. Kandinsky, Paul Klee, dan dari
Indonesia yaitu Affandi Affandi, Zaini dan Popo Iskandar.
Lukisan berjudul Sterry night karya Van Gogh
5. Dadaisme
Aliran yang dikatakan anti seni, anti perasaan dan cenderung
merefleksi kekasaran dan kekerasan. Karyanya aneh seperti misalnya mengkopy
lukisan Monalisa lalu diberi kumis, tempat kencing diberi judul dan dipamerkan.
Dilakukan juga metode kolase seperti misalnya kayu dan rongsokan barang-barang
bekas.Tahun lahir aliran seni ini adalah pada Perang Dunia ke-I.
Ciri-Ciri:
Objek Lukisannya seni yang tidak mau ilusi atau ketiadaan
ilusi. Yang kemudian diungkapkan dalam bentuk main-main, secara sederhana dan
kekanak-kanakan.
Tokoh:
Juan Gross, Max Ernst, Hans Arp, Marcel Duchamp dan Picabia.
6. Realisme
Realisme di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan subjek
dalam suatu karya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan
embel-embel atau interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha
dalam seni rupa unruk memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal
yang buruk sekalipun. Pembahasan realisme dalam seni rupa bisa pula mengacu
kepada gerakan kebudayaan yang bermula di Perancis pada pertengahan abad 19.
Namun karya dengan ide realisme sebenarnya sudah ada pada 2400 SM yang
ditemukan di kota Lothal, yang sekarang lebih dikenal dengan nama India.
Pelukis realisme terkenal antara lain Karl Briullov, Ford Madox Brown serta
Jean Baptiste Siméon Chardin. Gustove Corbert, Fransisco de Goya dan Honore
Daumier.
7. Naturalisme
Naturalisme di dalam seni rupa adalah usaha menampilkan
objek realistis dengan penekanan seting alam. Hal ini merupakan pendalaman
labih lanjut dari gerakan realisme pada abad 19 sebagai reaksi atas kemapanan
romantisme. Salah satu perupa naturalisme di Amerika adalah William Bliss
Baker, yang lukisan pemandangannya dianggap lukisan realis terbaik dari gerakan
ini. Salah satu bagian penting dari gerakan naturalis adalah pandangan
Darwinisme mengenai hidup dan kerusakan yang telah ditimbulkan manusia terhadap
alam.
Tokoh:
William Hogart dan Frans Hall, Raden Saleh, Abdullah Sudrio
Subroto, Basuki Abdullah, Gambir Anom dan Trubus.
8. Fotorealisme
Fotorealisme adalah genre di dalam menyusun ulang karya
fotografi menjadi karya lukis, khususnya dalam hal mencapai motif bersifat
hiperrealisme. Di dalam seni rupa, istilah ini biasanya dipakai untuk merujuk
kepada lukisan-lukisan dalam gerakan fotorealisme di akhir 1960an hingga awal
1970an yang populer di Amerika dan Eropa.
Louis K. Meisel adalah orang pertama yang menggunakan
istilah ini, dan juga menulis buku-buku mengenai gaya fotorealisme. Fotorealis
generasi pertama meliputi nama-nama Richard Estes, Robert Anderson, Phillip
Pearlstein, Denis Peterson, John Mandel, Dennis Martin, Robert Bechtle, Audrey
Flack, Robert Cottingham, Don Eddy, Ron Kleemann, Tom Blackwell, Charles Bell,
Chuck Close, John Kacere, David Parrish, Ralph Goings, Richard McLean, John
Salt dan Ben Schonzeit. Kebanyakan fotorealis bekerja dengan obyek-obyek
pemandangan (yang tentu saja dalam sudut pandang urban, bukan pemandangan yang
biasa ditemukan dalam lukisan tradisional), potret, dan still life.
Fotorealisme karya Richard Estes
9. Abstraksionisme
Abstraksionisme adalah ciptaan-ciptaan yang terdiri dari
susunan garis, warna dan bentuk yang sama sekali terbebas dari ilusi atas
bentuk-bentuk di alam. Kalaupun ada
bentuk alam, tidak lagi berfungsi sebagai objek atau tema yang dibawakan
melainkan hanya sebagai motif saja.
10.
Impresionisme
Aliran ini
mengutamakan kesan selintas dari suatu obyek yang dilukiskan. Ciri-ciri Objek
Lukisannya yaitu obyek yang dihasilkan agak kabur dan tidak mendetail.
Tokoh:
Claude Monet, Aguste Renoir, Casmile Pissaro, SIsley, Edward
Degas, Mary Cassat, Kusnadi, Solichin dan Afandi.