Kritik Karya
Seni Rupa
Kritik karya seni rupa perlu kita pahami agar kita dapat mengkritik suatu karya seni dengan benar. Tahukah kamu
pengertian kritik karya seni rupa? Pernahkah kamu melakukannya? Kamu mungkin
tidak menyadari bahwa kegiatan apresiasi dan kritik sering kamu lakukan
sehari-hari. Menanggapi, mengomentari, memberi penilaian “bagus” atau “jelek”,
“suka” dan “tidak suka” adalah bagian dari kegiatan kritik. Dengan memahami
berbagai pengertian apresiasi dan kritik seni diharapkan kamu dapat lebih mudah
untuk memahami materi yang disampaikan dalam artikel selanjutnya, yaitu Pengetahuan ini tidak saja bermanfaat bagi
kamu dalam pembelajaran seni di sekolah tetapi juga dalam kehidupan di luar
sekolah.
Ketika kita melihat sebuah karya seni
rupa, aspek apa saja yang dilihat? Mengapa kita meminati sebuah karya seni rupa
tetapi kurang meminati karya yang lainnya? Mengapa sebuah karya seni rupa kita
katakan “bagus” sedangkan karya yang lain kalian sebut “jelek”? mari kita amati
gambar-gambar karya seni rupa berikut ini.
1. Dapatkah kalian mengidentifikasi bahan
yang digunakan pada masing-masing karya seni rupa tersebut?
2. Dapatkah kalian mengidentifikasi teknik
yang digunakan pada masing-masing karya seni rupa tersebut?
3. Dapatkah kalian mengidentifikasi medium
yang digunakan pada masing-masing karya seni rupa tersebut?
4. Dapatkah kalian menunjukkan unsur-unsur
rupa yang terdapat pada masing-masing karya seni rupa tersebut?
5. Obyek apa saja yang terdapat pada
masing-masing karya seni rupa tersebut?
6. Bagaimanakah penataan unsur-unsur rupa
pada masing- masing masing-masing karya seni rupa tersebut?
7. Manakah karya seni rupa yang memiliki
fungsi benda pakai?
8. Manakah karya seni rupa yang paling
menarik menurut kalian, bandingkanlah? Jelaskan alasan ketertarikan kalian!
Uraian
tentang medium, bahan, teknik, unsur-unsur rupa dan obyek dalam karya seni rupa
merupakan modal awal untuk membuat kritik berkarya seni rupa. Agar semakin
mudah memahami tentang kritik karya seni rupa, bacalah konsep-konsep tentang,
pengertian, jenis, dan fungsi kritik karya seni rupa di bawah ini. Selanjutnya,
amatilah tulisan-tulisan kritik karya seni rupa dua dimensi yang ada berbagai
media cetak maupun elektronik, kemudian nanti dapat mencobamenuliskritik karya
seni rupa.
Pengertian
Kritik Karya Seni Rupa
Untuk
dapat memahami dan membuat kritik karya seni rupa, kita harus terlebih dahulu
memahami pengertian dan kegiatan apresiasi karya seni rupa terlebih dahulu.
Secara umum istilah apresiasi seni atau mengapresiasi karya seni berarti
memahami sepenuhnya seluk-beluk karya seni serta menjadi sensitif (peka)
terhadap segi-segi estetikanya. Apresiasi juga dapat diartikan berbagi
pengalaman antara seniman (perupa) dan penikmat karya, bahkan ada yang
menambahkan, menikmati karya seni itu sama artinya dengan menciptakan kembali.
Dengan kata lain, kegiatan apresiasi seni atau mengapresiasi karya seni dapat
diartikan sebagai upaya untuk memahami berbagai hasil seni dengan segala
permasalahannya serta membuat manusia menjadi lebih peka terhadap nilai-nilai
estetika yang terkandung di dalamnya. Dengan mengerti dan menyadari sepenuhnya
seluk-beluk sesuatu hasil seni serta menjadi sensitif terhadap segi-segi
estetiknya seesorang diharapkan mampu menikmati dan menilai karya tersebut dengan
semestinya.
Ada
dua fungsi dari kegiatan apresiasi seni yaitu pertama, adalah agar kita dapat
meningkatkan dan memupuk kecintaan kepada karya bangsa sendiri dan sekaligus
kecintaan kepada sesama manusia. Fungsi kedua bersifat lebih khusus, ada
hubungannya dengan kegiatan mental kita yaitu penikmatan, penilaian, empati dan
hiburan. Apresiasi seni juga besar manfaatnya bagi ketahanan budaya Indonesia.
Melalui kegiatan apresiasi kesenian Indonesia, kita dapat lebih mengenal dan
menghargai budaya bangsa sendiri.
Jangan
kita salah paham, pengertian kritik dalam seni tidak diartikan sebagai kecaman
yang menyudutkan hasil karya atau penciptanya. Hampir sama dengan apresiasi,
kritik seni pada dasarnya merupakan kegiatan menanggapi karya seni.
Perbedaannya hanyalah kepada fokus dari kritik seni yang lebih bertujuan untuk
menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Keterangan mengenai
kelebihan dan kekurangan ini dipergunakan dalam beragam aspek, terutama sebagai
bahan untuk menunjukkan kualitas dari sebuah karya. Para ahli seni umumnya
beranggapan bahwa kegiatan kritik dimulai dari kebutuhan untuk memahami
(apresiasi) kemudian beranjak kepada kebutuhan memperoleh kesenangan dari
kegiatan memperbincangkan berbagai hal yang berkaitan dengan karya seni tersebut.
Dalam
pembelajaran seni di sekolah, kegiatan apresiasi kita gunakan sebagai salah
satu metode pembelajaran seni. Melalui kegiatan apresiasi, kita belajar tidak
saja untuk memahami dan atau menghargai karya seni, tetapi dapat juga
diimplementasikan untuk menghargai berbagai perbedaan yang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Kepedulian kita terhadap karya seni dan warisan budaya
bangsa lainnya dapat ditumbuhkan dengan pembelajaran apresiasi ini.
Sejalan
dengan perkembangan pemikiran dan kebutuhan masyarakat terhadap dunia seni,
kegiatan kritik lalu berkembang memenuhi berbagai fungsi sosial lainnya. Kritik
karya seni tidak hanya meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi terhadap
sebuah karya seni, tetapi juga dipergunakan sebagai standar untuk meningkatkan
kualitas proses dan hasil berkarya seni. Tanggapan dan penilaian yang
disampaikan oleh seorang kritikus seni ternama sangat mempengaruhi persepsi
penikmat terhadap kualitas sebuah karya seni bahkan dapat mempengaruhi
penilaian ekonomis dari karya seni tersebut.
Dalam
dunia pendidikan, kegiatan kritik dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam
proses pembelajaran seni. Kekurangan pada sebuah karya dapat dijadikan bahan
analisis untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran maupun hasil belajar
kegiatan apresiasi yang tentang seni.
Kita
mungkin pernah melakukan apresiasi dan kritik secara lisan. Ketika kamu diminta
untuk memberikan tanggapan terhadap suatu benda, disadari atau tidak kamu telah
melakukan sebagian kegiatan kritik dan apresiasi. Beberapa tahapan berikut ini
dapat kamu gunakan dalam mengkritisi sebuah karya seni rupa.
A.
Mendeskripsi untuk Kritik Seni Rupa
Deskripsi
adalah tahapan awal dalam kritik untuk menemukan, mencatat dan mendeskripsikan
segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis
atau mengambil kesimpulan. Agar dapat mendeskripsikan dengan baik, kita harus
mengetahui istilah-istilah teknis yang umum digunakan dalam dunia seni rupa.
Tanpa didasari pengetahuan tersebut, niscaya kita akan kesulitan untuk
mendeskripsikan fenomena karya yang dilihatnya.
B.
Menganalisis untuk Kritik Seni Rupa
Analisis
formal merupakan tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya
seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini
kita harus memahami unsur-unsur seni dan prinsip-prinsip penataan atau
penempatannya dalam sebuah karya seni. Perhatikan karya berikut ini, kemudian
telusurilah unsur-unsur seni dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya
dalam karya tersebut.
C.
Menafsirkan untuk Kritik Seni Rupa
Menafsirkan
atau menginterpretasi merupakan tahapan penafsiran makna sebuah karya seni
meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan dan masalah-masalah yang
dikedepankan. Penafsiran ini sifatnya sangat terbuka, dan dipengaruhi sudut
pandang dan wawasan kamu. Semakin luas wawasan kamu semakin kaya interpretasi
karya yang dikritisinya. Agar wawasan kamu semakin kaya maka kamu harus
sebanyak-banyaknya mencari informasi dan membaca khususnya yang berkaitan
dengan karya seni rupa.
Apabila
tahap mendeskripsikan sampai menafsirkan ini merupakan tahapan yang juga umum
digunakan dalam apresiasi karya seni, maka tahap menilai (evaluasi) merupakan
tahapan yang menjadi ciri dari kritik karya seni. Evaluasi atau penilaian
merupakan tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni bila
dibandingkan dengan karya lain yang sejenis. Perbandingan dilakukan terhadap
beragam aspek yang terkait dengan karya tersebut baik aspek formal maupun aspek
konteks.
Mengevalusi
atau menilai secara kritis dapat kita lakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Membandingkan sebanyak-banyaknya karya
yang dinilai dengan karya yang sejenis dengan
itu
itu
2. Menetapkan tujuan atau fungsi karya
yang dikritisi
3. Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan
“berbeda” dari yang sudah ada sebelumnya.
4. Menelaah karya yang dimaksud dari segi
kebutuhan khusus dan segi sudut pandang tertentu yang melatarbelakanginya.
Jenis
Kritik Karya Seni Rupa
Kritik
karya seni memiliki perbedaan tujuan dan kualitas. Karena perbedaan tersebut,
maka dapat kita jumpai empat jenis kritik karya seni rupa berdasarkan
pendekatannya seperti yang disampaikan oleh Feldman (1967) yaitu kritik populer
(popular criticism), kritik jurnalistik (journalistic criticism), kritik keilmuan
(scholarly criticism). dan kritik pendidikan (pedagogical criticism). Pemahaman
terhadap keempat tipe kritik seni tersebut dapat mengantar nalar kita untuk
menentukan pola pikir dalam melakukan kritik seni. Setiap tipe mempunyai ciri
(kriteria), media (alat: bahasa), cara (metoda), sudut pandang, sasaran, dan
materi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Keempat kritik
tersebut memiliki fungsi yang menekankan pada masing-masing keperluannya.
1. Kritik pendidikan : Kritik pendidikan
bertujuan mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistik serta estetika subjek
belajar seni. Jenis kritik pendidikan umumnya digunakan di lembaga- lembaga
pendidikan seni terutama untuk meningkatkan kualitas karya seni yang dihasilkan
peserta didiknya. Kritik jenis ini termasuk yang banyak digunakan oleh guru di
sekolah umum dalam penyelenggaraan mata pelajaran pendidikan seni.
2. Kritik keilmuan : Kritik keilmuan
bersifat akademis dengan wawasan pengetahuan, kemampuan dan kepekaan kritikus
yang tinggi untuk menilai/menanggapi sebuah karya seni. Kritik jenis keilmuan
ini umumnya disampaikan oleh seorang kritikus yang sudah teruji kepakarannya
dalam bidang seni, atau kegiatan kritik yang disampaikan mengikuti
kaidah-kaidah atau metodologi kritik secara akademis. Hasil tanggapan melalui
kritik keilmuan ini seringkali dijadikan referansi bagi para kolektor atau
kurator institusi seni seperti museum, galeri dan balai lelang.
3. Kritik populer : Kritik seni populer
ditujukan untuk konsumsi massa/umum. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik
jenis populer ini biasanya bersifat umum saja lebih kepada pengenalan atau
publikasi sebuah karya. Umumnya digunakan gaya bahasa dan istilah-istilah
sederhana yang mudah dipahami oleh orang awam.
4. Kritik jurnalistik : Jenis kritik jurnalistik
seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan secara terbuka kepada
publik melalui media massa khususnya surat kabar. Kritik jenis jurnalistik
ini biasanya sangat cepat mempengaruhi
persepsi masyarakat terhadap kualitas dari sebuah karya seni, tertama karena
hasil tanggapannya (kritiknya) disampaikan melalui media massa.
Selain jenis kritik yang disampaikan oleh
Feldman, berdasarkan titik tolak atau landasan yang digunakan, dikenal pula
beberapa bentuk kritik lainnya, yaitu: kritik formalistik, kritik
ekspresivistik dan instrumentalistik.
Kritik
formalistik melihat kualitas karya berdasarkan konfigurasi unsur-unsur
pembentukannya, prinsip penataannya, teknik, bahan dan medium yang digunakan
dalam berkarya seni. Jika kritik formalistik lebih cenderung kepada penilaian
aspek-aspek formalnya, maka kritik ekspresivistik lebih cenderung menilai
sebuah karya berdasarkan kualitas gagasan dan perasaan yang ingin
dikomunikasikan oleh perupa melalui sebuah karya seni. Kegiatan kritik ini umumnya
menanggapi kesesuaian atau keterkaitan antara judul, tema, isi dan visualisasi
objek-objek yang ditampyang ditampilkan dalam sebuah karya.
Jenis
kritik lainnya yaitu kritik Instrumentalistik, yaitu jenis kritik seni yang
cenderung menilai karya seni berdasarkan kemampuannya mencapai tujuan moral,
religius, politik atau psikologi. Dalam prakteknya, penggunaan jenis kritik
Instrumentalistik ini disesuaikan dengan jenis dan tujuan pembuatan karya seni
rupan